Related Item

Senin, 24 September 2012

Dehidrasi bisa memicu stroke




Menurut  Dokter Terawan Agus Putranto, ahli radiologi intervensi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto Jakarta, faktor dehidrasi jauh lebih jahat ketimbang kolesterol dan lemak di dalam darah yang biasanya menjadi memicu stroke. Ternyata dehidrasi bisa menjadi faktor jahat pemicu stroke.

Menurut Terawan,  pasien stroke akibat kolesterol dan lemak di darah lebih sedikit ketimbang akibat dehidrasi. Orang boleh setuju atau tidak, kata Terawan, "Tapi, kasus yang kami dalami sudah banyak. Sebab itu, jangan abaikan kecukupan minum."

"Minuman seperti teh dan kopi memberikan kontribusi kebutuhan cairan seseorang dan, meski mengandung kadar kafein, mereka tidak menyebabkan dehidrasi," jelas dokter Spero Tsindos, seorang peneliti dari La Trobe University di Victoria, Australia.

Bagaimana dehidrasi bisa memicu stroke? Saat terjadi dehidrasi, aliran darah yang masuk dan keluar di otak tak seimbang.  Pembuluh darah balik dari otak menuju serambi jantung mengalami kolaps atau kempot karena kekurangan cairan. Dalam jangka panjang, kolaps melambatkan aliran  darah. Pada bayi yang ubun-ubunnya belum tertutup tengkorak, kolaps bisa ditandai dengan permukaan ubun-ubun yang cekung.

Terawan menegaskan, yang pertama collapse adalah pembuluh darah balik di kepala, termasuk di otak, karena  aliran darah menuju kepala mencapai 40 persen.  Bagian tubuh lainnya hanya mendapat jatah 60 persen darah. Pembuluh darah yang kolaps bisa menimbulkan peradangan dan membuat penderitanya kejang-kejang. Dalam sejumlah kasus, selain kolaps, bisa pula terjadi perdarahan.

Gejala orang yang mengalami stroke tergantung area otak yang terkena. Jika mengenai fungsi luhur otak, termasuk syaraf yang mengatur emosi, maka orang tersebut mudah tersulut emosinya. Jika kena area motorik, akan terjadi kelumpuhan. Masalah-masalah inilah yang selama ini ditangani Terawan. Setelah aliran di pembuluh darah yang kolaps diperbaiki, kata dia, "ada harapan untuk baik lagi."

Sebuah penelitian lain yang dipimpin Lawrence Armstrong, PhD pada 2010 menyimpulkan bahwa wanita lebih rentan (tingkat dehidrasi 1,3%) terhadap dampak negatif dehidrasi pada kinerja, kognitif dan mood dibandingkan pria (tingkat dehidrasi 1,5%).

Berdasarkan studi itu, dari sisi kinerja, jika tubuh kekurangan air 0,5%, hal ini akan mengganggu kinerja jantung, kekurangan air 1% akan mengurangi stamina tubuh, kekurangan air 3% akan mengurangi ketahanan otot.

Bila kekurangan air 4% akan melemahkan kekuatan otot dan kemampuan gerak serta mengakibatkan heat cramp; kekurangan air 5% akan mengakibatkan kelelahan akibat haus, kram, penurunan kemampuan mental; kekurangan air 6% akan mengakibatkan kelelahan fisik, heatstroke dan koma.

Sedangkan dari sisi kognitif, dehidrasi 1,5% pada pada pria menyebabkan sulit berkonsentrasi dan mengingat, lelah serta tegang.

Sementara wanita lebih cepat terkena dampak negatif dehidrasi yaitu ketika terjadi dehidrasi sebesar 1,3% dan menyebabkan lelah, mudah marah, bingung, mengantuk, hilang konsentrasi, pusing dan kesulitan dalam menyelesaikan tugas.

Related articles :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar