Related Item

Senin, 28 November 2016

Senyawa Red Wine menyembuhkan PCO / tingkat hormon yang tidak normal


Polycystic Ovary Syndrome (PCO)  adalah salah satu kelainan hormon endokrin yang paling umum terjadi yang mengakibatkan sekitar 5 - 10 % wanita usia produktif (usia masih bisa melahirkan) dan di karakterisasikan dengan tingkat hormon yang abnormal.
Sekarang, ilmuwan telah menemukan bahwa resveratrol - senyawa alami yang terkandung di dalam red wine dan anggur dapat membantu mengatasi ketidakseimbangan hormon.

PCO adalah kondisi yang mempengaruhi cara bekerja ovarium wanita.  Tiga ciri umum dari PCO termasuk periode haid yang tidak teratur, kelebihan hormon androgen di dalam tubuh, dan PCO dapat meluas dan mengandung banyak cairan sacs.

Penyebab PCO sesungguhnya belum diketahui, PCO berhubungan dengan tingkat hormon yang tidak normal di dalam tubuh, termasuk tinggi-nya kadar insulin. Wanita dengan PCO memproduksi lebih banyak jumlah dari hormon testosterone atau hormon laki-laki lebih dari normal.

Peningkatan hormon ini dapat menyebabkan kemandulan ( infertilitas), berat badan bertambah, jerawatan, atau rambut rontok dan masalah kesehatan lainnya seperti diabetes.

Kebanyak dari strategi penyembuhan lebih menfokuskan pada management kekhawatiran individual seperti kemandulan, hisutisme atau obesitas dan penggunaan pil KB untuk menurunkan produksi hormon androgen.

Menurut para peneliti, sebuah penelitian baru yang diterbitkan dalam Jurnal Endocrine dari klinik Endocrinology & Metabolisme adalah uji klinis pertama untuk mengevaluasi endokrin dan efek metabolik dari resveratrol pada PCOS.


Resveratrol adalah antioksidan berada dalam banyak tanaman dan jenis polifenol yang disebut fitoaleksin a. Fitoaleksin adalah zat yang diproduksi sebagai bagian dari sistem pertahanan tanaman terhadap penyakit. Resveratrol dihasilkan oleh jaringan tanaman dalam menanggapi penyerangan jamur, stres, cedera, infeksi, atau iradiasi ultraviolet, dan memiliki sifat anti-inflamasi.


Red wine, Anggur, raspberries, peanuts, and banyak tanaman lain mengandung resveratrol dengan kadar tinggi. Research telah menunjukkan bahwa resveratrol dihubungkan dengan sebuah penurunan resiko dari penyakit jantung koroner dan kanker. 

"Penelitian menunjukkan percobaan klinis pertama menemukan bahwa kadar resveratrol maunpun kadar testosterone sangat rendah pada pasien yang mengalami PCOS demikian juga dengan kadar dehydroepiandrosterone sulfate (DHEAS),  hormone lain yang tubuh dapat konversikan menjadi testosterone". seperti yang dikatakan oleh peneliti senior  Dr. Antoni J. Duleba, of the University of California-San Diego. "This nutritional supplement can help moderate the hormone imbalance that is one of the central features of PCOS."

Peserta penelitian di rekrut oleh the Poznan University of Medical Sciences in Poznan, Poland, secara random, double-blind, dan  placebo-controlled trial. Total ada 30 peserta wanita dengan PCOS yang dibagi menjadi 2 kelompok yang di obati setiap hari dengan 1,500 milligrams of resveratrol atau placebo.

Evaluations in the form of blood samples were performed at the start of the study and repeated after 3 months of treatment to determine levels of testosterone and other androgen hormones. Diabetes risk factors improved with resveratrol supplement

Participants also underwent a glucose tolerance test at the beginning and end of the study to measure diabetes risk factors. Many women with PCOS are resistant to the action of insulin in their body and produce higher levels of insulin to compensate.

In the group that received the resveratrol supplement, Duleba and team observed a 23.1 percent decrease in testosterone levels, whereas the placebo group experienced a contrasting 2.9 percent increase in testosterone levels. DHEAS reduced by 22.2 percent in the resveratrol group, while, in comparison, the placebo group experienced a 10.5 percent rise in DHEAS levels.


The researchers found that resveratrol not only moderated androgen hormones, but it also improved diabetes risk factors. Among the women who received resveratrol, fasting insulin levels declined by 31.8 percent during the 3-month study. Furthermore, over the course of the research, the participants of the resveratrol group became more responsive to the hormone insulin. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Topic